Keluarga Halilintar atau yang sering disebut dengan Gen Halilintar,
merupakan sebuah nama atau julukan sebuah keluarga Indonesia yang unik dan
inspiratif, serta menimbulkan banyak kekaguman. Keunikan keluarga
ini telah banyak diekspos oleh berbagai media, baik cetak, maupun elektronik
dalam bentuk talk show.
Keluarga berdarah Minangkabau ini menjadi terkenal setelah sang ibu menulis
buku yang berjudul ‘Kesebelasan Gen Halilintar: My Family My Team’ pada
awal tahun 2015. Buku yang banyak diminati publik ini bercerita tentang
keluarga Gen Halilintar yang sudah melakukan perjalanan bisnis keliling dunia,
ke 100 negara dengan memboyong seluruh keluarganya.
Sang ayah, Halilintar Anofia Asmid yang semasa muda suka
berpetualang, Malaysia dan Uzbekistan yang ia singgahi seorang diri. Banyak
ilmu tentang kehidupan yang ia dapatkan disana. Selama di Uzbekistan, ia
menjadi tahu bahwa ternyata negara tersebut melahirkan banyak ilmuwan-ilmuwan
besar. Ibnu Batutah, Aljabar, Ibnu Sina, para cendekiawan,
penemu ilmu atom, perbintangan, dan sebagainya lahir dari sana. Halilintar muda
heran bagaimana mereka bisa menjadi sehebat itu. Dan akhirnya ia mencari kunci
sukses disana.
Saat pulang ke Indonesia, Halilintar Anofia menikahi Lenggogeni
Faruk (panggilan sang istri adalah Gen), yang merupakan teman
kuliahnya di Universitas Indonesia saat itu. Kala itu,
Halilintar memasuki tahun ke empat jurusan elektro, sedangkan Gen tahun kedua
jurusan ekonomi pada saat itu. Dan mereka berasal dari daerah yang sama,
yaitu Riau. Sejak menikah, tahun 1993 mereka berdua mulai
menjalankan bisnis, berbagai negara mereka singgahi, bahkan menurut sang istri,
hampir mencapai seratus negara, lima benua.
Di Prancis, mereka membuat butik dan kafe, di Australia ada usaha
pertenakan kambing yang luasnya setara dengan kompleks UI. Menurut sang
istri, orang-orang dahulu sukses berkelana. Seperti Vasco Da Gama,
Cheng Ho keliling dunia bukan dengan tangan hampa, tetapi membawa
barang dagangan. Karena bisnis yang mengharuskan mereka berpindah-pindah, maka
4 anak diantaranya lahir di negara yang berbeda-beda, karena dalam keadaan
hamil besar pun Gen tetap berpergian dengan pesawat. Anak pertamanya Atta lahir
saat transit di Brunei, Sohwa anak keduanya lahir
saat ia transit di Jordania, anak ketiga Sajidah lahir
saat singgah di Pulau Labuhan Malaysia, dan anak
keempatnya Thariq lahir di Kualalumpur.
Salah satu
potret keluarga Gen Halilintar ke luar negeri
Luar biasanya dari Gen (sang istri), walaupun menjalankan tugas sebagai
ibu, dan menjalankan bisnis serta membawa bersama dengan semua anaknya tanpa
bantuan asisten atau pun baby sitter. Dan ia mampu menyelesaikan Ph.
D di Universitas Selangor Malaysia, dan sang suami
kini doctor di Malaysia. Untuk pendidikannya
bagi anak-anaknya,
Gen Halilintar memiliki metode sendiri. Beberapa anaknya memang mengenyam
pendidikan formal setingkat SMP. Tetapi, sebagian besar diterapkan pendidikan
homeschooling plus. Anak-anak mereka diharuskan belajar selama dalam pelajaran
bisnis kemana pun, seminggu penuh. Menurut Gen, memberi pelajaran saat didalam
mobil lebih mudah diserap dan lebih fokus. Bukan hanya tentang akademis, tetapi
juga dengan non akademis, dan bisnis.
Anak pertama mereka, Atta sejak SD sudah bisa berdagang kerajinan, pop
corn dan sandwich yang ia jualkan kepada teman-temannya di
sekolah. Saat kelas 5 ia bisa membantu ayahnya memasarkan produk provider
komunikasi. Menginjak usia 12 tahun ia berjualan gadget secara online. Pada
tahun berikutnya, ia jual-beli mobil, sampai konsumen tidak percaya bahwa yang
menawarkan mobil kepadanya adalah anak berusia 13 tahun. Dan kini Atta juga
mempunyai usaha operator tour. Anak keduanya, memiliki usaha dalam bidang
fashion dan usaha kuliner. Ide tersebut muncul selama melakukan perjalanan. Dan
beberapa anak Gen Halilintar juga mempunyai Vlog yang suka
menceritakan tentang keseharian mereka, dan membuat beberapa
tantangan-tantangan di dalam Channel YouTube nya ‘Gen
Halilintar’.
Di Jakarta, keluarga Gen Halilintar
tinggal dalam sebuah rumah besar bertingkat 3 di daerah kawasan Pondok
Indah Jakarta Selatan. Rumah mereka terdiri dari banyak kamar, ruangan
gudang dan tempat menjalankan bisnis. Ruang keluarga dijadikan
multifungsi, selain tempat bercengkrama, dan bisa dipakai untuk makan
bersama, shalat berjamaah, dan sebagai ‘laboratorium’ untuk belajar
bisnis dan tempat pelatihan kerja. Setiap petang, jika mereka sedang di
Indonesia, ruangan tersebut digunakan untuk shalat magrib berjamaah, dan
dilanjutkan untuk tadarus al-qur’an. Sehingga suara orang mengaji
terdengar ramai disana.
Untuk keseharian dan perilaku anak
sangat menghormati orang tua mereka. Dan sesama anak selalu sopan dalam
berbicara, walaupun anak tertua kepada yang lebih muda. Dalam urusan
tugas rumah, seluruh anak sudah dibiasakan untuk mandiri dan menjalankan
tugas seperti management hotel. Ada yang berperan sebagai chef, operator laundry, house keeping, dan operator lainnya.
Tugas masing-masing anak :
Genh 1 : Atta us Captain
Genh 2 : Sohwa us Designer
Genh 3 : Sajidah us Laundry
Genh 4 : Thariq us HouseKeeping
Genh 5 : Abqariyyah us Nursing
Genh 6 : Saaih us It Maintenance
Genh 7 : Fatimah us Nursing
Genh 8 : Fateh us Assistant – HouseKeeping
Genh 9 : Muntaz us Presenter and Assistant – HouseKeeping
Genh 10 : Saleha us Model Genh and Assistant – HouseKeeping
Genh 11 : Qahtan us Assistant – HouseKeeping
Genh 2 : Sohwa us Designer
Genh 3 : Sajidah us Laundry
Genh 4 : Thariq us HouseKeeping
Genh 5 : Abqariyyah us Nursing
Genh 6 : Saaih us It Maintenance
Genh 7 : Fatimah us Nursing
Genh 8 : Fateh us Assistant – HouseKeeping
Genh 9 : Muntaz us Presenter and Assistant – HouseKeeping
Genh 10 : Saleha us Model Genh and Assistant – HouseKeeping
Genh 11 : Qahtan us Assistant – HouseKeeping
Anggota Keluarga :
Halilintar Anofial Asmid (ayah, kelahiran 13 Oktober 1968)
Lenggogeni Faruk (ibu, 29 Oktober 1972)
Muhammad Attamimi Halilintar (Atta, 20 November 1994)
Sohwa Mutamima Halilintar (Sohwa, 25 April 1996)
Sajidah Mutamimah Halilintar (Sajidah, 17 Juli 1997)
Muhammad Thariq Halilintar (Thariq, 29 Januari 1999)
Abqariyyah Mutammimah Halilintar (Abqariyyah, 13 Juli 2000)
Muhammad Saaih Halilintar (Saaih, 16 Maret 2002)
Siti Fatimah Halilintar (Fatim, 26 September 2003)
Muhammad Al Fateh Halilintar (Fateh, 25 Februari 2006)
Muhammad Muntazar Halilintar (Muntaz, 20 Mei 2008)
Siti Saleha Halilintar (Saleha, 1 Oktober 2010)
Muhammad Shalaheddien El-Qahtan Halilintar (Qahtan, 9 Agustus 2012)
Lenggogeni Faruk (ibu, 29 Oktober 1972)
Muhammad Attamimi Halilintar (Atta, 20 November 1994)
Sohwa Mutamima Halilintar (Sohwa, 25 April 1996)
Sajidah Mutamimah Halilintar (Sajidah, 17 Juli 1997)
Muhammad Thariq Halilintar (Thariq, 29 Januari 1999)
Abqariyyah Mutammimah Halilintar (Abqariyyah, 13 Juli 2000)
Muhammad Saaih Halilintar (Saaih, 16 Maret 2002)
Siti Fatimah Halilintar (Fatim, 26 September 2003)
Muhammad Al Fateh Halilintar (Fateh, 25 Februari 2006)
Muhammad Muntazar Halilintar (Muntaz, 20 Mei 2008)
Siti Saleha Halilintar (Saleha, 1 Oktober 2010)
Muhammad Shalaheddien El-Qahtan Halilintar (Qahtan, 9 Agustus 2012)
No comments:
Post a Comment