ASSALAMUALAIKUM GUYS

Search This Blog

Monday, October 29, 2018

Story of Kesebelasan Gen Halilintar


                                 
                             

Keluarga Halilintar atau yang sering disebut dengan Gen Halilintar, merupakan sebuah nama atau julukan sebuah keluarga Indonesia yang unik dan inspiratif, serta menimbulkan banyak kekaguman. Keunikan keluarga ini telah banyak diekspos oleh berbagai media, baik cetak, maupun elektronik dalam bentuk talk show.

Keluarga berdarah Minangkabau ini menjadi terkenal setelah sang ibu menulis buku yang berjudul ‘Kesebelasan Gen Halilintar: My Family My Team’ pada awal tahun 2015. Buku yang banyak diminati publik ini bercerita tentang keluarga Gen Halilintar yang sudah melakukan perjalanan bisnis keliling dunia, ke 100 negara dengan memboyong seluruh keluarganya.

        

Sang ayah, Halilintar Anofia Asmid yang semasa muda suka berpetualang, Malaysia dan Uzbekistan yang ia singgahi seorang diri. Banyak ilmu tentang kehidupan yang ia dapatkan disana. Selama di Uzbekistan, ia menjadi tahu bahwa ternyata negara tersebut melahirkan banyak ilmuwan-ilmuwan besar. Ibnu Batutah, Aljabar, Ibnu Sina, para cendekiawan, penemu ilmu atom, perbintangan, dan sebagainya lahir dari sana. Halilintar muda heran bagaimana mereka bisa menjadi sehebat itu. Dan akhirnya ia mencari kunci sukses disana.

Saat pulang ke Indonesia, Halilintar Anofia menikahi Lenggogeni Faruk (panggilan sang istri adalah Gen), yang merupakan teman kuliahnya di Universitas Indonesia saat itu. Kala itu, Halilintar memasuki tahun ke empat jurusan elektro, sedangkan Gen tahun kedua jurusan ekonomi pada saat itu. Dan mereka berasal dari daerah yang sama, yaitu Riau. Sejak menikah, tahun 1993 mereka berdua mulai menjalankan bisnis, berbagai negara mereka singgahi, bahkan menurut sang istri, hampir mencapai seratus negara, lima benua.

Di Prancis, mereka membuat butik dan kafe, di Australia ada usaha pertenakan kambing yang luasnya setara dengan kompleks UI. Menurut sang istri, orang-orang dahulu sukses berkelana. Seperti Vasco Da Gama, Cheng Ho keliling dunia bukan dengan tangan hampa, tetapi membawa barang dagangan. Karena bisnis yang mengharuskan mereka berpindah-pindah, maka 4 anak diantaranya lahir di negara yang berbeda-beda, karena dalam keadaan hamil besar pun Gen tetap berpergian dengan pesawat. Anak pertamanya Atta lahir saat transit di Brunei, Sohwa anak keduanya lahir saat ia transit di Jordania, anak ketiga Sajidah lahir saat singgah di Pulau Labuhan Malaysia, dan anak keempatnya Thariq lahir di Kualalumpur.
          
            Salah satu potret keluarga Gen Halilintar ke luar negeri

                       Keluarga Gen Halilintar, Bisnis dan Tugas Masing-masing Anak di dalam Rumah

Luar biasanya dari Gen (sang istri), walaupun menjalankan tugas sebagai ibu, dan menjalankan bisnis serta membawa bersama dengan semua anaknya tanpa bantuan asisten atau pun baby sitter. Dan ia mampu menyelesaikan Ph. D di Universitas Selangor Malaysia, dan sang suami kini doctor di Malaysia. Untuk pendidikannya bagi anak-anaknya,

Gen Halilintar memiliki metode sendiri. Beberapa anaknya memang mengenyam pendidikan formal setingkat SMP. Tetapi, sebagian besar diterapkan pendidikan homeschooling plus. Anak-anak mereka diharuskan belajar selama dalam pelajaran bisnis kemana pun, seminggu penuh. Menurut Gen, memberi pelajaran saat didalam mobil lebih mudah diserap dan lebih fokus. Bukan hanya tentang akademis, tetapi juga dengan non akademis, dan bisnis.

Anak pertama mereka, Atta sejak SD sudah bisa berdagang kerajinan, pop corn dan sandwich yang ia jualkan kepada teman-temannya di sekolah. Saat kelas 5 ia bisa membantu ayahnya memasarkan produk provider komunikasi. Menginjak usia 12 tahun ia berjualan gadget secara online. Pada tahun berikutnya, ia jual-beli mobil, sampai konsumen tidak percaya bahwa yang menawarkan mobil kepadanya adalah anak berusia 13 tahun. Dan kini Atta juga mempunyai usaha operator tour. Anak keduanya, memiliki usaha dalam bidang fashion dan usaha kuliner. Ide tersebut muncul selama melakukan perjalanan. Dan beberapa anak Gen Halilintar juga mempunyai Vlog yang suka menceritakan tentang keseharian mereka, dan membuat beberapa tantangan-tantangan di dalam Channel YouTube nya ‘Gen Halilintar’. 

                 

Di Jakarta, keluarga Gen Halilintar tinggal dalam sebuah rumah besar bertingkat 3 di daerah kawasan Pondok Indah Jakarta Selatan. Rumah mereka terdiri dari banyak kamar, ruangan gudang dan tempat menjalankan bisnis. Ruang keluarga dijadikan multifungsi, selain tempat bercengkrama, dan bisa dipakai untuk makan bersama, shalat berjamaah, dan sebagai ‘laboratorium’ untuk belajar bisnis dan tempat pelatihan kerja. Setiap petang, jika mereka sedang di Indonesia, ruangan tersebut digunakan untuk shalat magrib berjamaah, dan dilanjutkan untuk tadarus al-qur’an. Sehingga suara orang mengaji terdengar ramai disana.
Untuk keseharian dan perilaku anak sangat menghormati orang tua mereka. Dan sesama anak selalu sopan dalam berbicara, walaupun anak tertua kepada yang lebih muda. Dalam urusan tugas rumah, seluruh anak sudah dibiasakan untuk mandiri dan menjalankan tugas seperti management hotel. Ada yang berperan sebagai chef, operator laundry, house keeping, dan operator lainnya.

Tugas masing-masing anak :
Genh 1 : Atta us Captain
Genh 2 : Sohwa us Designer
Genh 3 : Sajidah us Laundry
Genh 4 : Thariq us HouseKeeping
Genh 5 : Abqariyyah us Nursing
Genh 6 : Saaih us It Maintenance
Genh 7 : Fatimah us Nursing
Genh 8 : Fateh us Assistant – HouseKeeping
Genh 9 : Muntaz us Presenter and Assistant – HouseKeeping
Genh 10 : Saleha us Model Genh and Assistant – HouseKeeping
Genh 11 : Qahtan us Assistant – HouseKeeping





                 Keluarga Gen Halilintar, Bisnis dan Tugas Masing-masing Anak di dalam Rumah

Anggota Keluarga :
Halilintar Anofial Asmid (ayah, kelahiran 13 Oktober 1968)
Lenggogeni Faruk (ibu, 29 Oktober 1972)
Muhammad Attamimi Halilintar (Atta, 20 November 1994)
Sohwa Mutamima Halilintar (Sohwa, 25 April 1996)
Sajidah Mutamimah Halilintar (Sajidah, 17 Juli 1997)
Muhammad Thariq Halilintar (Thariq, 29 Januari 1999)
Abqariyyah Mutammimah Halilintar (Abqariyyah, 13 Juli 2000)
Muhammad Saaih Halilintar (Saaih, 16 Maret 2002)
Siti Fatimah Halilintar (Fatim, 26 September 2003)
Muhammad Al Fateh Halilintar (Fateh, 25 Februari 2006)
Muhammad Muntazar Halilintar (Muntaz, 20 Mei 2008)
Siti Saleha Halilintar (Saleha, 1 Oktober 2010)
Muhammad Shalaheddien El-Qahtan Halilintar (Qahtan, 9 Agustus 2012)


No comments:

Post a Comment